Orang tidak pernah membayangkan bahwa akan ada wabah yang mempengaruhi setiap sisi kehidupan. Kerjasama sosial umumnya dilakukan secara praktis. Pandemi virus corona benar-benar memunculkan kecenderungan baru yang melompati apa yang umumnya dilakukan. Banyak hal yang dulu bisa dilakukan, saat ini seharusnya sudah tidak memungkinkan. Setiap orang dihadapkan dengan kebiasaan untuk memasuki kehidupan baru (New Normal) di mana pasti mereka dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan kecenderungan baru yang mungkin berubah menjadi standar baru selama bekerja, belajar dan berinteraksi, Para murid-murid dan guru-guru di sekolah, juga ikut terpengaruh dengan keadaan sekarang. Latihan bicara diselesaikan secara praktis dengan menggunakan kantor virtual canggih dengan berbagai penawaran aplikasi untuk penggunaannya. Hal-hal baru lainnya juga diselesaikan dengan penuh energi dan perhatian untuk kesejahteraan individu dan keamanan hidup masing-masing di lingkugan sekitar.
Individu mulai terbiasa hidup bersih ketika memasuki kebiasaan sehari-hari, masuk ke kantor, lingkungan kerja. Di dalam lingkungan kerja dan jaringan instruktif umumnya memiliki perangkat keras untuk memeriksa tingkat panas suhu internal, peralatan sanitasi dan semacamnya. Batasan jarak diizinkan saat bergaul dengan orang lain. Pemanfaatan masker adalah sesuatu yang harus dilakukan ketika meninggalkan rumah. Infeksi ini sekali lagi, telah membuat individu untuk lebih berhati-hati tentang kesehatan dan memaksa mereka untuk mencegah penyebarannya yang lebih luas. Itu menunjukkan bahwa infeksi Coronavirus telah mengubah gaya hidup, mengubah metode berkomunikasi dan berelasi antar individu.. Coronavirus telah mengubah strategi, cara dan pendekatan pembelajaran. Pertanyaannya adalah, berapa lama keadaan ini akan berlangsung?
Salah satu jawaban krisis yang harus dilakukan adalah kesiapan untuk menyesuaikan atau bergulat dengan keadaan. Ini adalah yang kedua bagi semua orang untuk sesuaikan dengan gaya hidup lain agar bisa melewati pandemi yang sudah menyebar secara global. Perubahan hidup sangat menyiksa dan sering membuat individu canggung karena perubahan ini cepat dan menakjubkan. Bagaimanapun, masalah ini jelas harus diurus dengan gigih, terus belajar, berpikir empatik dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Umat saat ini dipilih untuk melalui, mengalami, dan melewati keadaan ini dengan baik. Saatnya bagi individu untuk menyesuaikan diri dan tidak menyalahkan keadaan saat ini. Pemerintah secara jelas konsisten terus melakukan semua yang bisa dijangkau untuk mencegah pandemi ini supaya segera selesai, kerjakan dan rencanakan cara terbaik untuk melakukan pemulihan.
Mengutip dari Remigius Missa, Lic, Mengenai tugas Gerejani, khususnya tugas mewartakan dan melayani ini adalah kesempatan yang ideal bagi Gereja untuk dapat memanfaatkan inovasi-inovasi yang maju untuk digunakan sebagai cara yang benar untuk melayani individu dalam situasi yang unik, di tengah pandemi Coronavirus. Keserbagunaan menuntut Gereja untuk terus merenungkan bagaimana mengisi kehidupan baru yang diubah ini dengan mengeksploitasi inovasi yang harus dibawa untuk melayani umat. Salah satunya sebagai metode untuk menyiarkan, merayakan dan memberikan kesaksian iman kepada dan untuk Gereja terus memulai kehidupan baru dengan cara baru dengan membuat perubahan dengan inovasi dan tekad untuk membuat sumber daya yang tersedia bisa dimaksimalkan dengan baik. Cara-cara lama yang sudah biasa dipakai (bdk. cara berpola tatap muka) sepertinya sudah kurang sesuai, bahkan tidak efektif bila disandingkan dengan kebiasaaan lama yang mesti ditaati demi menghindari penyebaran covid-19.
Berhadapan dengan situasi riil, saat dimana keadaan menuntut agar sedapat mungkin tidak memberlakukan kegiatan tatap muka, kegiatan yang menuntut sikap menjaga jarak dan menghindari kerumunan, maka hemat Peneliti, teknologi komunikasi digital ini menjadi salah satu tawaran solusi bagi karya dan tugas pelayanan dalam rangka meningkatkan penghayatan hidup keimanan umat. Perayaan-perayaan liturgi bisa tetap dilayani dan dilaksanakan bagi umat secara daring. Pesan-pesan pewartaan iman bisa juga dibagikan satu terhadap yang lain dengan menggunakan teknologi komunikasi tersebut (media sosial). Hasil observasi dan dengar pendapat tentang pelaksanaan peribadatan di gereja-gereja Katolik, ditemukan bahwa penggunaan media digital ini ternyata sangat efektif bagi keberlangsungan pelayanan di situasi pandemi ini. Umat dapat menghadiri Perayaan Ekaristi secara daring dari rumah masing-masing.

Gambar Tampilan Kanal Youtube Komsos Mater Dei Madiun
YouTube ditemukan oleh mantan tiga pekerja paypal, yakni Chad Hurley, Steve Chen, and Jawed Karim. YouTube secara resmi diluncurkan pada bulan Juni 2005. Motivasi di balik YouTube adalah dengan tujuan agar setiap individu yang tidak memiliki pengalaman atau bakat dalam berbagi rekaman di web, dapat membagikan rekaman mereka secara efektif melalui YouTube. Di YouTube, semuanya begitu alami dengan antarmuka dasar dan memikat, dengan ketentuan berbeda yang dapat dieksploitasi oleh setiap klien. YouTube menawarkan fitur-fitur pendukung yang menjadi kelebihannya, misalnya memudahkan klien untuk mentransfer dan melihat rekaman tanpa memerlukan kemampuan luar biasa, hanya membutuhkan browser internet yang mudah (menelusuri tujuan) dengan web. Klien YouTube juga dapat mentransfer rekaman tanpa batasan jangka waktu dan jumlah rekaman, YouTube tidak memberikan batasan pada rekaman yang dapat ditumpuk, selain itu YouTube juga memberikan akses mudah untuk berbagi dan merekatkan koneksi ke halaman YouTube klien. Selain itu YouTube dapat memberikan honorarium jika video yang ditransfer memiliki 1000 penonton dan YouTube akan menyaring dan melarang rekaman berisi sara, haram, dll (Faiqah et al., 2016)
Penulis :
Ign F Bayu Andoro S, M.Kom
Dosen STMIK Widya Pratama Pekalongan